Wednesday, June 22, 2011

Julie & Julia (Judul Film)

Pernah nonton film Julie & Julia ?
Tentang Julie Powel yang tertantang untuk nulis blog tentang praktek masak resep-resep yang di tulis oleh Julia Child (si ratu masakan) 524 resep selama 365 hari.

Gue jadi terinspirasi oleh film itu. Gue gak akan ngikutin resep dari satu orang untuk di praktekin setiap hari selama setahun penuh tapi gue akan nulis hasil praktek dari sebuah resep, cara bikinnya, kendala yang dihadapi selama bikin & komentar juru cicip.

Kalau di jadiin film, kira-kira judulnya Devi &..... ????

Monday, November 08, 2010

Arisan Perdana

Baru kali ini dapet undangan arisan.
Bukan karena selama ini gak dapet, tapi karena selama ini jadi penduduk nomaden.

Deg degan nunggu jam nya untuk berangkat ke tempat arisan. Kira-kira kaya gimana, ya ibu-ibunya, apa aja acaranya, dapet atau gak ?

Agak ngaret dari jam di undangan karena ujan deres & mati lampu. Gak terlalu banyak yang dateng, sekitar 20 an. Acaranya; sambutan dari nyonya rumah, sambutan dari Ibu Ketua dan laporan dari seksi-seksi. Sambutan dari Ibu Ketua yang menarik 'Bagaimana seorang Istri seharusnya bersikap'.

Samar-samar yang masih gue inget, isi pesannya 'disetiap rumah tangga pasti ada masalah, tugas seorang istri untuk menjaga keutuhan rumah tangga, semisal suami pulang kerja dalam keadaan capek, istri harus tau diri jangan cari gara-gara. Meskipun dirumah saja, istri tetep harus belajar, baik lewat baca, nonton TV jadi kalo diajak ngobrol suami bisa nyambung. Ada juga istri yang bekerja tapi itu kan hanya membantu suami dalam menanggung biaya keluarga. Kita (istri) seperti ini karena suami...'

Gue mau komen bagian 'Kita (istri) seperti ini karena suami...' Maksudnya seperti ini yang mana ? Happy ? Feeling like a Queen ? Jobless ? Penniless ? Unappreciated ? Itu semua cuman istri yang merasakan karena jadi istri itu kan pilihan. Tapi jangan lupa juga, dibalik suami-suami yang sukses ada istrinya yang hebat yang mendapinginya.

Tuesday, September 29, 2009

Ray Homeschooling

Tahun 2009 ini Ray lulus TK, beberapa minggu sebelum kelulusan, gue dipanggil Kepsek TK untuk menghadap guna persiapan pendaftaran SD.

Selain ngumpulin info SD mana yang terbaik dan paling cocok buat Ray, gue juga cari info kemana temen-temen Ray mendaftar, supaya Ray gak sendirian di lingkungan baru. Jadi pada saat Kepsek nanya ke gue Ray mau di daftarin kemana, gue jawab SD sekian, tidak disangka, respond dari Kepsek tidak mendukung maupun mengenakan untuk diterima. Tapi bukan karena itu satu-satunya alasan kenapa kami memilih Homeschooling/Homeeducation untuk Ray.

Dalam setahun, rata-rata kami 3-4 kali ke Jakarta dalam waktu yang paling cepet 10 hari disana, belum lagi traveling ke kota lain. Kami merasa mampu ngajarin Ray, gue juga nganggur dirumah, daripada otak beku mendingan belajar sama Ray, lagian gue gak mau kalau harus stuck di satu tempat, apalagi kota kecil kaya gini. Sekolah disini dikenal favorit bukan karena prestasi murid atau gurunya, melainkan prestasi orang tuanya dalam memberi sumbangan ke sekolah atau ke guru.

Sistem HS/HE yang gue terapin ke Ray sistem moderat. Gue liat kebutuhan, ketertarikan & mood Ray untuk mulai belajar. Ray paling antusias kalau belajar menggunakan sarana komputer & internet. Sekarang ini dia lagi tertarik belajar tentang Tata Surya & binatang, walaupun Dinosaurus tetep jadi topik favoritnya.

Thursday, October 30, 2008

Seberapa pengorbanan yang harus diberikan untuk seseorang yang sudah menikah & memiliki anak ?

Halah ! Judulnya berat bener. Tapi itulah yang ada di benak gue akhir-akhir ini.

Gue termasuk 'lumayan', lah di sekolah. Lumayan otak & charmingnya, makanya temen gue banyak.
Kerja juga gue gak ada masalah, sehari paling dimarahin bos 3x, si bos marah pake 'F' word sekali (kalo ini, sih salah bosnya), gak lulus probation sekali tapi sebagai gantinya gue kerja di KBRI.

Kerja di tempat yang terakhir malah dapet bonus: a husband. Mayan. Dari kerja kantoran, si bonus (husband) pingin memulai hidup baru di tempat baru dengan usaha baru. Jadilah gue ikut, mengingat bagaimana perkembangan si anak kalau jauh dari papanya & bagaimana perkembangan si husband kalo jauh dari keluarganya.

Di tempat yang baru, dengan usaha yang baru semuanya jadi serba baru. Baru gue merasakan tinggal di tengah pohon jati, diantara sawah & sungai. Baru gue merasakan tinggal di kota yang swalayannya cuman 1. Baru gue merasakan tinggal di kota yang makanan khasnya adalah kerupuk. Gue musti beradaptasi dengan semua itu.

Yang biasanya tiap hari gue pake baju rapih, dangdan, ketemu orang, makan siang di luar, ada acara travelling keluar kota, sekarang tiap hari gue pake singlet & celana pendek, kadang gak nyisir, ketemu orang bisa seminggu atau bahkan lebih sekali, keluar kota kalo beli keperluan bulanan. Gak cuman penampilan aja yang berubah, otakpun ikutan.

Rasa percaya diri gue lama-lama ilang. Ilmu yang gue dapet selama ini gak kepake disini, gue juga gak di kasih kepercayaan untuk ikutan di usaha ini. Sering gue nangis sendiri, tapi kalo liat Ray & Ali lagi rewel atau lagi becanda...it's all worth it.



Wednesday, October 29, 2008

Ali Lahir

Alicia Bintanglangi La Sida, lahir: Semarang, 22 Mei 2008, 16.30, 3.2 kg, 49 cm.

Gak usah diceritain detail pembuatannya, lagian gak seseru proses ngluarinnya.
Musim panas, matahari garang menyinari bumi. Jalan antara Demak - Semarang dalam proses pemulusan. Supaya mulus kan prosesnya makan waktu lama. Ada penglupasan aspal, pengurukan tanah, meratakan permukaan tanah, pemadetan permukaan tanah abis itu baru di lapisin beton.

Liat jalan yang lagi dibenerin bikin kontraksi, padahal baru minggu ke-39. Check in ke RSB sebelum ada pembukaan. Saran suster, sih kalo mau cepet kebuka 'berbuatlah'. Hal yang paling akhir pengen di buat adalah 'berbuat' itu tadi, tapi demi keluarnya si bayi jadilah....

Tanggal 21 Mei di periksa lagi, masih belum ada pembukaan. Terakhir di USG (2 minggu sebelumnya) posisi bayi masih sungsang, dokter nyaranin untuk c-section aja. Gak, ah. Gak mau musingin suami dengan tagihan RS yang belasan juta rupiah. Daripada uangnya buat biaya oprasi mendingan buat mesin cuci baru, TV baru & Hp baru. So... no thanks, dok. Di USG lagi ternyata posisi bayi sudah di jalan lahir, tinggal di rangsang supaya dia lebih turun & ada pembukaan. Tidak disarankan untuk kembali ke Jepara dulu, daripada melahirkan di Sayung (daerah tak bertuan antara Semarang-Demak).

Perangsangan pertama dimulai. Pil sebesar pil di selipin di Vjayjay. Gak boleh gerak selama 1 jam sesudah 'penyelipan'. 6 jam sesudah itu diperiksa, masih belum ada pembukaan juga, di ulang lagi proses rangsangan, di periksa lagi 6 jam berikutnya sudah ada pembukaan 1.

Tanggal 22 Mei, ditawarin lagi untuk caesar aja, masih bertahan untuk bisa melahirkan normal. Ok kalo gitu (kata si suster nyampein pesen dari dokter) dicoba induksi lewat infus. Nah...salah satu alesan kenapa gak mau di caesar adalah infus, nomer duanya musti di cukur, nomer tiganya di kateter, nomer empatnya di epidural. But guess what ! sebelum di suntik obat induksinya lewat infus, gue di cukur dulu. nice...

Tanggal 22 Mei jam 10.30, dead man walking. Kaya film dengan judul yang sama, Sean Penn (diperankan oleh gue) digiring oleh 2 polisi (Mar & Ray) disertai 1 pendeta (suster) menuju ruang eksekusi. Cuman sampai di pintu aja 2 polisi itu nganternya. Sesudah itu gue di temenin sama suster, yang pesen terakhirnya 'udah siap, ya, bu...' sekarang ganti baju. Bentuknya sih kaya' baju tapi cuman buat nutupin bagian depan aja, bagian belakangnya cuman tali tali. Sexy juga kalo pakenya kebalik.

Gak sakit gak sakit gak sakit...mulai memasukkan sugesti ke dalam otak. Jam 10.30 suntikan induksi masuk dengan tetesan 16 per detik. Gak lama di tambahin kelipatan 16 jadi 32 tetes per detik. Sejam sesudah itu masih bisa makan, tidur, nikmatin ruang bersalin yang sepi, dengan 3 tempat tidur di sebelah kanan yang kosong. 48 tetes perdetik, ini mules karena makanan atau karena pembukaan ? 52 tetes perdetik, tarik napas setiap kontraksi buang napas, tarik napas, buang napas sambil doa. Karena instrukturnya diri sendiri jadi itungan rada ngaco, mengingat musti ngitung lamanya kontraksi, berapa kali terjadinya & sudah sampai dimana doanya tadi. Berhalusinasi juga, Mar ada disamping nemenin, meganing tangan, ngelap keringet, kasih kata-kata yang encouraging.

22 Mei, jam 3 sore. Sudah mulai yahud rasanya. Gak berani meronta-ronta karena di tangan kiri ada infusan dan kostumnya juga gak mendukung untuk itu. Ketuban pecah. Suster baru ngeh sesudah setengah jam kemudian. Udah gak mikirin apa-apa, kecuali atur napas sambil doa. Dokter di telp. Pasukan suster disiapkan. Suami ? Biarin aja di kamar jaga anak no. 1.

Jangan ngeden dulu, bu, tahan.... Hirup dalam-dalam oksigennya. Ada 'drugs'nya, gak sus ? Cuman oksigen. (ah, tau gitu ambil service yang mahalan dimana oksigen campur morfin diberikan kapan aja dibutuhkan).
Bu, kalo di kateter ini nanti bayinya cepet turun.... (bukannya itu alesan nomer 3 kenapa gak mau di caesar ?), setengah sadar jawab 'ok, sus'. Tekuk lututnya (lho, kok gemeteran lututnya ?) 'gak apa2, bu saya pegangin; (berhalusinasi lagi, suami yang barusan ngomong). Dokter datang !!! 'Udah siap, bu ?' 'Yak mulai, pas kontraksi ngeden, ya'. 'Pegang tangan saya, bu', kata suster. (masih berhalusinasi suami yang ngomong) Ya...ya..bagus. 3 kali ngeden dan lahirlah Alicia Bintanglangi La Sida. Masih gemeter, masih ada oksigen di idung, masih ada infus di tangan kiri & masih pake baju sexy juga.

IMD hampir satu jam tapi Ali masih belum nemu puting. Dibersihin dulu supaya gak kedinginan. Gue dibersihin dan di jahit. Sebelum di jahit di bius dulu, gak sih ? Kok terasa sekali benangnya di tarik-tarik ? Sesudah tarik menarik benang selesai, gue dimandiin. Ah...lega rasanya.

Sementara itu di kamar yang satunya...'tok tok tok...permisi, Pak mau minta baju ganti untuk ibu. Bayinya sudah lahir'. Sambil kucek-kucek mata 'Hah ! kok saya gak dikasih tau...' Setelah Alicia dibersihin barulah ketemua papanya (alias si suami, alias si bapak, alias si polisi). Dan si papanya barulah ketemua mamanya Alicia (alias si ibu) sesudah mamanya di bersihin.

Jam 6.30 kembali ke kamar. Lega, sakit & masih berdarah-darah. Jam 9 disuruh turun dari tempat tidur & pipis di kamar mandi (are you nuts!!!). Jam 5 pagi keesokan harinya, dibangunin, disuruh mandi & disuruh ganti pembalut sendiri (tau gitu ambil service yang agak mahalan, dimana yang barusan disuruh dilakukan oleh asisten).

Ps:
Gak ada maksud nakut-nakutin orang yang belum atau mau melahirkan.
Dan gak ada juga mesin cuci baru, TV baru ataupun Hp baru









Saturday, July 14, 2007

Undangan


Mengundang Bapak dan Ibu sekalian.
Hari / Tanggal: Jum'at, 6 Juli 2007
Tempat: Desa Krapyak Rt 3 Rw 4
Jam: Bebas
Hiburan: Orgen Camelia

Yippiii, kita diundang mantenan. Maklum baru kali ini kita diundang kawinan.
Siangnya liwat di depan rumah yang punya hajat, udah berdiri panggung lumayan gede. Wah, bakal seru, nih.

Jam 7 malem udah pake baju yang rapian dikit. Biasanya celana pendekan, kali ini pake celana panjang. Baju juga yg lengan panjang. Di jalanan depan rumahnya udah rame banget. Ada gerobak yang jual minuman jus jusan, ada yang jual mainan, ada yang jual 'minuman', ada gerobak bakso, gorengan... lho kok banyak yang jual makanan & minuman, jangan-jangan di rumah yang mengundang gak di kasih makan ????

Abis salaman sama penganten laki (yang malem itu merangkap jadi pager bagus), kita cari tempat duduk di depan, deket panggungnya. Gak lama setelah duduk, kita dihidangin nasi beserta lauk pauknya dalam porsi yang amat sangat sopan (red: sedikit), pantesan di depan rumahnya byk yang jualan makanan, barangkali tamunya masih laper. Minuman bisa milih mau aqua, te botol ato kalo mau yang agak kerasan dikit fanta berbagai warna. Ada kue-kue juga di meja, di dlm toples ato di piring.

Trus kapan orgennya mulai ? Masih sejam lagi. Lah...malem bener. Apa karena masih banyak anak kecil ? Sambil nunggu tontonan, gue sempet nonton suasana kawinan di daerah. Selain diluar banyak gerobak jualan, di halaman rumahnya ada meja bundar untuk para tamu. Tamunya juga dateng pergi, abis ngasih selamat, makan trus pulang. Kostumnya ? Hampir gak ada dress code. Ada yang dateng pake seragam tempat kerjanya, ada juga yang gak sempet ganti dari tempat sebelumnya. Ada yang pake singlet motif loreng tapi kebanyakan pake hem lengen pendek. Cuman 1 yang gue liat pake hem lengen panjang berbahan agak tebel...laki gue sendiri.

Tuing...tuing...suara gitar di atas panggung bunyi dibarengin sama suara orgen dan gendang. Yiihhaa...udah mulai, nih hiburanya. Yang naek ke panggung banyak bener. Penyanyinya aja ada 5, dayang-dayangnya 2, ada Bapak pake jas putih & Ibu pake baju serba merah. Si Bapak & Si Ibu ternyata MCnya. Mereka yang ngucapin terima kasih & selamat datang kepada para tamu, memperkenalkan para penyanyi, menegur orang-orang yang di kenal & memamerkan kalau minggu depannya ada 'tanggapan' lagi di rumah Bapak anu yang kebetulan jadi tamu juga malam itu. Sesudah basa basi yang lama itu, akhirnya para penyanyi dipanggil dan mulai lah mereka bergoyang....

Belum lagu pertama selesai, tangan gue udah ditarik untuk pulang. Si Bapak yang berbaju lengan panjang dan berbahan tebal tadi (red: laki gue) udah kegerahan dan digigitin nyamuk. Anaknya si Bapak itu juga bobok di pangkuan gue. Halah, baru sekali kalinya dapet undangan & nonton dangdutan cuman dikasih kesempatan bentar banget. Gue kan bisa jadi saksi sejarah karir para penyanyi ini...kali aja mereka jadi ngetop seperti yang sudah-sudah.

Ray naik tingkat


Gak terasa udah setaun Ray ikut kegiatan bermain dan belajar di PG TK Tadika Puri Jepara. Dalam setaun itu dia 2x pindah kelas. 6 bulan pertama dia masuk ke kelas PG kecil, 6 bulan berikutnya di kelas PG besar. Kenapa pindah-pindah di dalam 1 thn pelajaran ? Soalnya di PG kecil anaknya bener-bener masih kecil, masih pada pake popok. Kegiatan belajarnya sering keganggu sama anak yang nangis, ngompol, nyusu atau kabur keluar kelas. Jadinya Ray di pindahin ke kelas PG besar, supaya dia lebih serius. Disiplin harus ditegakkan sejak anak masih kecil (blah....).

Di kelas PG besar anak-anaknya sudah gak pake popok, bisa duduk tenang, dengerin Ibu Guru ngajar di depan kelas dan bekal yang dibawa berupa makanan padat. Kegiatannya juga udah serius. Menggambar, menempel, menggunting malah ada acara bikin susu sendiri, ngoles mentega di roti & bikin jus. Udah dewasa, kan.

Seminggu sebelum tahun pelajaran ditutup, sekolah ngajak murid & orang tua piknik ke Bandungan. Kenapa Bandungan ? Meskipun gue ikutan di POMG, gue gak tau kenapa Bandungan, gue belum pernah kesitu, jadi gue pikir bolehlah buat referensi tempat piknik yang beda dari yang biasa kita kunjungin. Untuk menghindari protes dari orang tua dsb, diputuskan untuk menggunakan EO (Event Organizer) yang akan mengatur semua acara piknik. Pada saat presentasi program di depan komite POMG, si EO mempresentasikan acara outing yang diadakan di suatu desa di Magelang yang pesertanya Bapak-bapak (lhoooo....??!!! gak nyambung). Saat ditanya tempat di Bandungan yang akan di sewa itu seperti apa ? Dijawabnya dengan "tanah lapang di depan 'kotek-kotek'" (kok kaya' kandang ayam ada kotek-koteknya) mungkin mangsudnya cottage. Yah, karena sudah diputuskan untuk menggunakan jasa EO ini jadi gue pasrah, padahal sih hati udah gak sreg.

Bener, kan. Di hari pikniknya, baru 20km berangkat bisnya udah mogok sejam. Padahal km yang masih harus ditempuh sekitar 40-an lagi dengan jalan menanjak, lha wong Bandungan itu di gunung. Kedengeran mesinnya di pukul-pukul pake palu, keliatan muka panik pak sopir, pak kondektur dan pak guide. Setelah pukulan lebih keras lagi di mesin, ahirnya bisa nyala dan bis jalan lagi. Tapi perasaan udah beda dari sebelum mogok. Rencananya di jalan pengen tidur lagi, karena untuk piknik ini kita diharuskan ngumpul di sekolah jam 5.30 pagi, jadi pagi itu bangun jam 4.45. busyet, jadinya sepanjang jalan mata melek sambil berdoa.

Sampe dengan tersendat ke tanah lapang di depan kotek-kotek itu jam 11.30. Udah terlalu siang untuk main di tanah lapang, bukan ? Alat outbound ato permainannya juga gak kliatan. Apa karena kita telat jadi udah di beresin permainannya ? yang kliatan cuman tanah yang atasnya di tencepin tali rafia bentuk kotak2. Kotek2 & kotak2...hmmm....Rencananya mau diapain itu tali rafianya ? trus mau diapain anak yang udah jauh2 datang untuk main ? dan orang tua yang udah capek & tegang selama perjalanan mau di hibur dengan apa ?

Jam 14.00 acara selesai. Jadi yang barusan terjadi itu apa, ya ? Kok cuman segitu aja ? Anak-anak berlari-larian tak terkendali dan acara selesai ???? Dan dilanjutkan dengan 'belanja' sampe jam 16.00. Belanja ???? Sesudah bis penuh dengan keranjang belanjaan ibu2nya, bis bergerak untuk pulang tapi mampir ke Semarang dulu. Dari Semarang sudah jam 5 lewat, perjalanan ke Jepara 2 jam-an. Selama 2 jam itu, hati gak tenang. Ngeri bisnya mogok lagi di tengah sawah yang gelap.

Mabok gue ngikutin acara yang di adain sama si EO ini. Literally mabok sampe jackpot di kantong plastik item.


Wednesday, April 18, 2007

Setelah 4 bulan gak ke Jakarta

Kagum sama lampu yang trang bendrang di tol Cikampek daerah Bekasi. Ohhhh...ada taksi ! Bis PPD ! Berarti gue udah di Jakarta !!!! Ini jeda yang paling lama dari trip terakhir ke Jakarta, yaitu 4 bulan. Bukannya selama 4 bulan gak ke Jakarta trus jadi di Jepara aja. Kita ke Malang, Bromo, Bali & Yogya (*grin*).

Pertama yang pengen gue kunjungi di Jakarta adalah: Mall ! Jadilah selama 2 minggu Mall to Mall makan donut yg lagi ngetop, makan roti yang dulu ampe bosen nyium baunya & nemuin orang-orang yang dulu ampe bosen ngliatnya.

Exhausted ... begitu banyaknya manusia, begitu banyaknya kendaraan yang lalulalang plus pengemudinya yang sama sekali bukan orang. Gak mampu lagi liat harga barang-barang, setelah 2 minggu di Jakarta kita putusin untuk balik ke 'Sanctuary'.

Balik lagi ke kampung, hhmmmm...back to the clean, fresh air, ke suara-suara jangkrik di senyapnya suasana jam 7 malam, ke semerbaknya aroma kayu bakar tetangga yang lagi masak untuk jualan besok & kedele rebus yang akan diolah jadi tempe....ahhhhh... Tiba-tiba 'RRRRrkkkkTTTTTTTkkkkkTOKEK'...What the ???!!!! Suara surround dari sang tokek. Kalo denger suaranya, kedengeran banget tokek itu segede buaya.
.

Speda Statis

Gak punya baju pesta padahal acara kawinan pona'an tinggal beberapa hari lagi. Arrggg...arrgghhh...arrhh... pake yang ada aja. Shirt yang agak 'pantes' buat pesta, celana kain sama sendal....sendal rapi jg gk punya..ok ganti ! Shirt yang agak pantes, celana jins & boots... ya ! boots. Liat aja nanti gimana jadinya kalo semua itu udah dipake di satu kapstock.

Oh Gawd...kenapa musti ada malem midodareni, Ijab kabul & Resepsi, sih ? Tinggal bilang 'I do' and get on with our lifes, hopefully a 'happy ever after' one. Baju cuman 1 tapi untuk 3 occassions ??!!! Mudah-mudahan ada kebijakan untuk baju baru. Yiippiiee... ternyata ada !

Masuk keluar toko untuk cari 1 baju lagi yang bener-bener pantes. Batik ? Kliatan kaya seragam acara serah terima jabatan di departemen pemerintahan. Brokat ? Kelebihan-kelebihan gue muncul semua di sela-sela bahan tule nya. Trahir, rok yang ada manik-maniknya, gak bisa dicoba karena beli di bazaar yang gak ada kamar pasnya. Kalo diliat dari kemelaran karet pinggangnya sih kaya'nya cukup. Pede aja. Tinggal sekarang nyari atasannya. Dapet juga. Sip deh. Oia, atasannya rapih masa bawahannya boots, gak cocok kan ? Minjem aja ! Sippp...

Sampe hotel, blouse di coba...Sippp. Rok dicoba...S*** kok cuman ampe atas dengkul dikit muatnya ? Sendal dicoba...yah mayan lah jempol ketutup. Balik lagi ke Roknya. Gimana, nih ????? Coba pakenya dari atas. Stuck di badan. Ditarik turun malah tambah nyangkut. Oh gawd...oh gawd...oh gawd....

Ya sudahlah, balik ke kostum semula, shirt yang pantes, jins & boots & hindari poto keluarga.

Note to self:
1. Harus ngurangin 20 kg dalam waktu 3 bulan, supaya roknya bisa muat di undangan berikutnya.
2. Putusin mau bali sepeda statis atau non statis