Monday, February 14, 2005

Cerita Joyok

"Suatu waktu gue pergi ke luar kota. Tinggal satu malam di hotel. Singkat cerita, setelah seharian beraktifitas di kota itu, esok harinya gue siap-siap pulang. Pagi-pagi sudah bangun, sarapan air putih dua gelas dan lalu gue mandi. Biasanya, 2 gelas air putih sudah cukup membuat gue bisa buang air besar. Tapi kali ini tidak terbukti. Mungkin karena aktifitas gue siang sebelumnya, membuat gue tidak banyak minum. Menurut kedokteran dan ahli lingkungan, mungkin membuat kotoran dalam perut dan seterusnya itu menjadi keras dan malu-malu untuk keluar.
Toilet di hotel memang berbeda dengan di rumah. Gue tinggal duduk, dan bujuk-bujuk agar penghuni basi dalam perut supaya keluar. Setelah sekian menit, akhirnya gue akhir saja. Masalah ternyata dimulai dari sini. Seperti biasa toilet di hotel disediakan alat penyemprot. Ini kesukaan gue, he he he he. Semprot tepat di lubang sekresi, dan serasa tempat pembuangan gue itu bersih tuntas.
Selesai sudah ritual pagi gue. Mandi, gosok gigi, dan berkemas. Periksa kembali barang gue, supaya tidak tertinggal. Good bye room, ucap gue dalam hati.
Sebelum keluar, gue mampir lagi ke toilet untuk pipis. Wah, kok sepertinya gue pengen kentut. Ya sudah, karena di room itu gue sendirian, sikat saja seakan berusaha menciptakan suara kentut yang terindah. Tapi, kok tidak bunyi seperti biasa? Yang ada, cilaka, kok gue mencret. Asem nih, mesti ganti celana dalam lagi, gue pikir.
Tapi gue khan sehat-sehat saja dan tidak mencret. Ya sudah, dengan hati berdebar, gue pengen tahu, sisa apa yang ada di celana dalam gue itu.
Ternyata tidak ada bau tertinggal, seperti mencret pada umumnya. Yang ada hanya sebercak rembesan air. Ya ampun, tololnya, ternyata itu sisa semprotan air toiled yang masih tersisa.
Untung gue bawa celana dalam cadangan. Hiksss.
Copied from: Poo

No comments: