Wednesday, October 29, 2008

Ali Lahir

Alicia Bintanglangi La Sida, lahir: Semarang, 22 Mei 2008, 16.30, 3.2 kg, 49 cm.

Gak usah diceritain detail pembuatannya, lagian gak seseru proses ngluarinnya.
Musim panas, matahari garang menyinari bumi. Jalan antara Demak - Semarang dalam proses pemulusan. Supaya mulus kan prosesnya makan waktu lama. Ada penglupasan aspal, pengurukan tanah, meratakan permukaan tanah, pemadetan permukaan tanah abis itu baru di lapisin beton.

Liat jalan yang lagi dibenerin bikin kontraksi, padahal baru minggu ke-39. Check in ke RSB sebelum ada pembukaan. Saran suster, sih kalo mau cepet kebuka 'berbuatlah'. Hal yang paling akhir pengen di buat adalah 'berbuat' itu tadi, tapi demi keluarnya si bayi jadilah....

Tanggal 21 Mei di periksa lagi, masih belum ada pembukaan. Terakhir di USG (2 minggu sebelumnya) posisi bayi masih sungsang, dokter nyaranin untuk c-section aja. Gak, ah. Gak mau musingin suami dengan tagihan RS yang belasan juta rupiah. Daripada uangnya buat biaya oprasi mendingan buat mesin cuci baru, TV baru & Hp baru. So... no thanks, dok. Di USG lagi ternyata posisi bayi sudah di jalan lahir, tinggal di rangsang supaya dia lebih turun & ada pembukaan. Tidak disarankan untuk kembali ke Jepara dulu, daripada melahirkan di Sayung (daerah tak bertuan antara Semarang-Demak).

Perangsangan pertama dimulai. Pil sebesar pil di selipin di Vjayjay. Gak boleh gerak selama 1 jam sesudah 'penyelipan'. 6 jam sesudah itu diperiksa, masih belum ada pembukaan juga, di ulang lagi proses rangsangan, di periksa lagi 6 jam berikutnya sudah ada pembukaan 1.

Tanggal 22 Mei, ditawarin lagi untuk caesar aja, masih bertahan untuk bisa melahirkan normal. Ok kalo gitu (kata si suster nyampein pesen dari dokter) dicoba induksi lewat infus. Nah...salah satu alesan kenapa gak mau di caesar adalah infus, nomer duanya musti di cukur, nomer tiganya di kateter, nomer empatnya di epidural. But guess what ! sebelum di suntik obat induksinya lewat infus, gue di cukur dulu. nice...

Tanggal 22 Mei jam 10.30, dead man walking. Kaya film dengan judul yang sama, Sean Penn (diperankan oleh gue) digiring oleh 2 polisi (Mar & Ray) disertai 1 pendeta (suster) menuju ruang eksekusi. Cuman sampai di pintu aja 2 polisi itu nganternya. Sesudah itu gue di temenin sama suster, yang pesen terakhirnya 'udah siap, ya, bu...' sekarang ganti baju. Bentuknya sih kaya' baju tapi cuman buat nutupin bagian depan aja, bagian belakangnya cuman tali tali. Sexy juga kalo pakenya kebalik.

Gak sakit gak sakit gak sakit...mulai memasukkan sugesti ke dalam otak. Jam 10.30 suntikan induksi masuk dengan tetesan 16 per detik. Gak lama di tambahin kelipatan 16 jadi 32 tetes per detik. Sejam sesudah itu masih bisa makan, tidur, nikmatin ruang bersalin yang sepi, dengan 3 tempat tidur di sebelah kanan yang kosong. 48 tetes perdetik, ini mules karena makanan atau karena pembukaan ? 52 tetes perdetik, tarik napas setiap kontraksi buang napas, tarik napas, buang napas sambil doa. Karena instrukturnya diri sendiri jadi itungan rada ngaco, mengingat musti ngitung lamanya kontraksi, berapa kali terjadinya & sudah sampai dimana doanya tadi. Berhalusinasi juga, Mar ada disamping nemenin, meganing tangan, ngelap keringet, kasih kata-kata yang encouraging.

22 Mei, jam 3 sore. Sudah mulai yahud rasanya. Gak berani meronta-ronta karena di tangan kiri ada infusan dan kostumnya juga gak mendukung untuk itu. Ketuban pecah. Suster baru ngeh sesudah setengah jam kemudian. Udah gak mikirin apa-apa, kecuali atur napas sambil doa. Dokter di telp. Pasukan suster disiapkan. Suami ? Biarin aja di kamar jaga anak no. 1.

Jangan ngeden dulu, bu, tahan.... Hirup dalam-dalam oksigennya. Ada 'drugs'nya, gak sus ? Cuman oksigen. (ah, tau gitu ambil service yang mahalan dimana oksigen campur morfin diberikan kapan aja dibutuhkan).
Bu, kalo di kateter ini nanti bayinya cepet turun.... (bukannya itu alesan nomer 3 kenapa gak mau di caesar ?), setengah sadar jawab 'ok, sus'. Tekuk lututnya (lho, kok gemeteran lututnya ?) 'gak apa2, bu saya pegangin; (berhalusinasi lagi, suami yang barusan ngomong). Dokter datang !!! 'Udah siap, bu ?' 'Yak mulai, pas kontraksi ngeden, ya'. 'Pegang tangan saya, bu', kata suster. (masih berhalusinasi suami yang ngomong) Ya...ya..bagus. 3 kali ngeden dan lahirlah Alicia Bintanglangi La Sida. Masih gemeter, masih ada oksigen di idung, masih ada infus di tangan kiri & masih pake baju sexy juga.

IMD hampir satu jam tapi Ali masih belum nemu puting. Dibersihin dulu supaya gak kedinginan. Gue dibersihin dan di jahit. Sebelum di jahit di bius dulu, gak sih ? Kok terasa sekali benangnya di tarik-tarik ? Sesudah tarik menarik benang selesai, gue dimandiin. Ah...lega rasanya.

Sementara itu di kamar yang satunya...'tok tok tok...permisi, Pak mau minta baju ganti untuk ibu. Bayinya sudah lahir'. Sambil kucek-kucek mata 'Hah ! kok saya gak dikasih tau...' Setelah Alicia dibersihin barulah ketemua papanya (alias si suami, alias si bapak, alias si polisi). Dan si papanya barulah ketemua mamanya Alicia (alias si ibu) sesudah mamanya di bersihin.

Jam 6.30 kembali ke kamar. Lega, sakit & masih berdarah-darah. Jam 9 disuruh turun dari tempat tidur & pipis di kamar mandi (are you nuts!!!). Jam 5 pagi keesokan harinya, dibangunin, disuruh mandi & disuruh ganti pembalut sendiri (tau gitu ambil service yang agak mahalan, dimana yang barusan disuruh dilakukan oleh asisten).

Ps:
Gak ada maksud nakut-nakutin orang yang belum atau mau melahirkan.
Dan gak ada juga mesin cuci baru, TV baru ataupun Hp baru









No comments: